PROPOSAL
PENILITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
DISUSUN OLEH :
VINSENSIA DIANA JIUT
A1G011117
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
IPA
adalah ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep prinsip saja, tetapi juga merupakan satuan proses
penemuan. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
perkembangan Teknologi. Pembelajaran IPA diharapkan bisa menjadi wahana bagi
siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih
lanjut dalam penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh
atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan
observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan
cara yang lain”.
Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seperti yang diamanatkan dalam
kurikulum KTSP tidaklah hanya sekedar siswa memiliki pemahaman tentang alam
semesta saja. Melainkan melalui pendidikan IPA siswa juga diharapkan memiliki
kemampuan, (1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,
teknologi dan masyarakat.(2) Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.(3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.(4) Mengembangkan kesadaran
tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.(5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan
pemahaman ke bidang pengajaran lain. (6) Ikut
serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
(7) Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini
untuk dipelajari (Sri Sulistiyorini, 2007: 40).
Siswa
sebagai subjek pendidikan, di tuntut supaya aktif dalam belajar mencari
informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara berkelompok. Guru hanya
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan pencapaian
ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa
mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami,
berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan
guru apabila ada kesulitan.
Kenyataan yang terjadi, mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang
disukai siswa. Bahkan siswa beranggapan mata pelajaran IPA sulit untuk
dipelajari. Dimana
§ Metode
pembelajaran yang digunakan kurang
relevan.
§ Karena
materi pelajaran mengacu pada menghafal.
§ Hanya
menggunakan pedoman buku paket.
§ Guru
kurang memanfaatkan lingkungan.
Akibatnya rata-rata hasil belajar siswa cenderung lebih rendah
dibanding mata pelajaran lainnya. Pada umumnya siswa cenderung pasif,
hanya menerima apa yang di sampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat,
bertanya, serta menjawab pertanyaan. Jika guru mengajukan pertanyaan,
siswa tidak berani menjawab, jika ada itu hanya 4-5 orang siswa saja. Dan jika
ada kendala siswa tidak berani bertanya. Dan nilai yang di peroleh siswa
masih di bawah standar ketuntasan belajar, dimana standar yang di gunakan
adalah 65. Namun masih terdapat 60 % dari siswa dalam pembelajaran IPA mendapat
nilai di bawah standar yaitu ( 25 – 60
).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas IV SD Negeri 25 kota Bengkulu tahun
2013 dan data hasil ulangan materi,
susunan
dan fungsi bagian-bagian tumbuhan, prestasi belajar siswa masih rendah. Persentasi siswa tuntas hanya 45,96% persen dari 37 siswa dan untuk siswa seluruhnya diperlukan remedial.
Rendahnya hasil belajar IPA siswa dibanding mata pelajaran lain karena
hingga kini proses pembelajaran masih menggunakan paradigma absolutisme yaitu
proses dimulai dari merancang kegiatan pembelajaran, mengajar, belajar, dan
melakukan evaluasi yang mengalir secara linier. Guru lebih banyak berfungsi
sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan
yang pasif. Siswa yang belajar tinggal datang ke sekolah duduk mendengarkan,
mencatat, dan mengulang kembali di rumah serta menghafal untuk menghadapi
ulangan. Pembelajaran seperti ini membuat siswa pasif karena siswa berada
pada rutinitas yang membosankan sehingga
pembelajaran kurang menarik. Pada umumnya pembelajaran lebih banyak memaparkan
fakta, pengetahuan, hukum, kemudian biasa dihafalkan bukan berlatih berpikir
memecahkan masalah dan mengaitkannya dengan pengalaman empiris dalam kehidupan
nyata sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna.
Terkait belum optimalnya hasil belajar siswa kelas IV SD N 25 kota Bengkulu, maka penulis berupaya
menerapkan model pembelajaran nyata menggunakan media yang bersifat konkret
sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang bermakna yang bermuara pada
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Bertitik tolak daripada latar belakang
masalah di atas, penelitian ini mengambil judul
“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI MEDIA BERSIFAT KONKRET DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV MATERI POKOK
SUSUNAN DAN FUNGSI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN”.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
Apakah
penerapan media yang bersifat konkret dapat meningkatkan hasil belajar IPA
kelas IV SD N 25 kota Bengkulu kecamatan Sungai Serut?
C. Tindakan pemecahan masalah
Dari rumusan masalah diatas tindakan
pemecahan masalah yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV
SD N 25 kota Bengkulu adalah menerapkan media pembelajaran yang bersifat
konkret.
D. Hipotesa tindakan
Hipotesis
merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang dikaji dalam penelitian.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: dengan menggunakan media
pembelajaran dalam mengajar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
kelas IV SD Negeri 25 kota Bengkulu.
E. Tujuan
dan Manfaat penelitian
1)
Tujuan penelitian
Yang menjadi tujuan Penelitian
Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam
melalui penerapan
media yang bersifat konkret pada siswa
kelas IV SD N 25 kota Bengkulu kecamatan Sungai
Serut.
2)
Manfaat Penelitian
a.
Manfaat
secara teoretis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
a)
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
pendidikan, terutama dapat mengembangkan khazanah ilmu tentang peningkatan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam melaui media yang bersifat konkret.
b)
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti
terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.
1.
Manfaat secara praktis
a)
Bagi siswa
Untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA sehingga pemahaman siswa
mengenai konsep IPA yang dipelajari menjadi lebih baik.
b)
Bagi guru
Sebagai
pedoman dalam menerapkan media pembelajaran IPA khususnya dengan media yang
bersifat konkret.
c)
Bagi sekolah
Penelitian
ini merupakan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan dalam
pembelajaran IPA.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Kerangka Teoritis
1.
Hakikat Tentang Hasil Belajar
a) Pengertian Belajar
Belajar adalah sebuah kegiatan
untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini usaha untuk mencapai kepandaian
atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu
atau atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar
itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki
tentang sesuatu menurut Fudyartanto, 2002 (dalam Teori Belajar dan
Pembelajaran).
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman ( Morgan dkk,
1986).
Belajar menurut Morris L.
Bigge seperti yang dikutip Max Darsono dkk adalah perubahan yang menetap dalam
diri seseorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis.
Dari beberapa pendapat diatas
ada beberapa unsur yang termasuk ciri-ciri adanya proses belajar :
1.
Usaha untuk
memperoleh sejumlah pengetahuan, nilai dan sikap.
2.
Belajar
menghasilkan adanya perubahan tingkah laku.
3.
Belajar yang efektif adalah melalui pengalaman.
4.
Perubahan tingkah laku adalah hasil interaksi aktif dengan lingkungan.
Dari beberapa pendapat di atas
dapat disimpulkan Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
b)
Pengertian
Hasil Belajar
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai
melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Perinciannya adalah sebagai berikut:
Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan penilaian.
Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan
nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab
atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau
kompleks nilai.
Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik,
manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
2. Tinjauan
tentang Media
Pembelajaran
a)
Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini
cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya. Kemudian menurut National
Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi
yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.
Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai
proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media
pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
b) Jenis-Jenis
Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis
media pembelajaran, diantaranya :
1.
Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster,
kartun, komik
2.
Media Audial : radio, tape recorder,
laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3.
Projected still media : slide;
over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4.
Projected motion media : film, televisi,
video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran
itu sendiri yang menentukan hasil belajar. Ternyata keberhasilan
menggunakan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3)
karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan
media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor
tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran tentunya akan
memberikan hasil yang maksimal.
·
membantu konsentrasi siswa
·
Menurut Gagne : Komponen sumber belajar
yang dapat merangsang siswa untuk belajar
·
Menurut Briggs : Wahana fisik yang
mengandung materi instruksional
·
Menurut Schramm : Teknologi pembawa
informasi atau pesan instruksional
·
Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang
dapat merangsang proses belajar siswa
3.
Materi Pembelajaran IPA
Bagian-bagian tumbuhan :
1.
Akar
a.
Struktur akar
Akar terdiri
dari beberapa bagian, di antaranya rambut akar (bulu akar) tudung akar. Rambut
akar merupakan jalan masuk air dan zat hara dari tanah ke tumbuhan. Tudung akar
berfungsi melindungi akar saat menembus tanah.
Rambut
akar
tudung akar
b.
Jenis –jenis akar
Ada 2 jenis
akar :
a)
Akar serabut
Akar yang
berbentuk serabut. Bagian ujung dan pangkal akar berukuran hampir sama besar.
Semua bagian akar keluar dari pangkal batang. Akar serabut juga
bercabang-cabang, tetapi ukuran percabangannya tidak terlalu berbeda. Akar
serabut dimiliki oleh tumbuhan biji berkeping satu misalnya jagung, padi, tebu.
b)
Akar tunggang
Akar
tunggang memiliki akar pokok. Akar pokok bercabang-cabang menjadi bagian akar
yang kecil. Perbedaan ukuran antara akar pokok dan akar cabang sangat nyata.
Akar tunggang dimiliki oleh tumbuhan berkeping dua misalnya mangga, jeruk,
kacang-kacangan.
c)
Akar khusus
Akar khusus
pada tumbuhan :
Akar
gantung, Akar ini tumbuh dari bagian batang tumbuhan di atas tanah. Akar tesebut
menggantung di udara dan tumbuh kea rah tanah. Misalnya akar gantung pohon
beringin.
Akar
pelekat, Akar ini tumbuh di sepanjang batang. Akar pelekat dimiliki tumbuhan
yang memanjat, misalnya sirih.
Akar
tunjang, Akar ini tumbuh dari bagian bawah akar ke segala arah. Akar tersebut
seakan-akan menunjang batang akar tidak rebah, misalnya pohon bakau.
Akar napas,
akar ini tumbuh tegak lurus ke atas sehingga muncul dari permukaan tanah atau
air, misalnya akar pohon kayu api.
c.
Kegunaan akar
Akar
memiliki kegunaan :
1)
Menyerap air dan zat hara, 2) Memperkokoh tumbuhan,
3)Alat pernapasan.
2.
Batang
a.
Jenis batang
Batang
tumbuhan dapat di golongkan menjadi 3 jenis :
·
Batang basah, memiliki batang yang lunak dan berair.
Misalnya bayam.
·
Batang berkayu, dimiliki oleh tumbuhan batang berkayu.
Contohnya pohon jati, jambu, rambutan, namgka, dan mahoni.
·
Batang rumput, tumbuhan batang rumput mempunyai
ruas-ruas yang nyata dan sering berongga, misalnya tanaman padi dan
rumput-rumputan.
b.
Kegunaan batang
1)
Sebagai pengangkut, 2) Penopang, 3) Penyimpanan
cadangan makanan.
3.
Daun
a.
Bentuk daun
Bentuk daun
berdasarkan tulang daunnya :
·
Tulang daun menyirip, berbentuk seperti susunan
sirip-sirip ikan, misalnya avokad, nangka, mangga, rambutan.
·
Tulang daun menjari, berbentuk seperti susunan jari
tangan, misalnya daun jarak, kapas, singkong.
·
Tulang daun melengkung, berbentuk seperti garis-garis
lengkung, misalnya daun genjer.
·
Tulang daun sejajar, berbentuk seperti garis-garis
lurus yang sejajar, misalnya rumput-rumputan.
b.
Kegunaan daun
1)
Tempat pemasakan makanan, 2) Alat pernapasan, )Tempat
terjadinya proses penguapan.
4.
Bunga
Bunga sempurna meiliki tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, putik
Kegunaan dari bunga :
5.
Hiasan tumbuhan
6.
Tempat berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Lokasi
dan waktu penelitian
1.
Lokasi penelitian
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di SD Negeri 25 kota Bengkulu. Dengan alasan SD tersebut merupakan tempat magang sehingga mempermudah untuk melaksanakan penelitian.
2.
Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
pada semester V tahun ajaran 2013/2014.
B.
Jenis
penelitian
Jenis
penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang mengarah kepada penggunaan media untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok susunan dan
fungsi bagian-bagian tumbuhan.
C.
Subjek
dan objek penelitian
1. Subjek
penelitian
Subjek penelitian ditetapkan pada siswa kelas IV SD N 25 kota
Bengkulu tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 37
anak terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kelas IV merupakan
kelas dengan nilai IPA paling rendah dibanding kelas-kelas lain. Hal ini
mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan
media pembelajaran yang
konkret dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas IV.
2. Objek
penelitian
Objek penelitian ini adalah bagaimana penggunaan media
yang konkret pada materi
pokok susunan
dan fungsi bagian-bagian tumbuhan
dikelas IV di SD Negeri 25 kota Bengkulu.
D. Sumber Data
Sumber data atau
informasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1.
Sumber data
primer (pokok), yaitu siswa kelas IV, Kepala Sekolah dan pihak lain yang berhubungan.
2.
Sumber data
sekunder yaitu arsip atau dokumen, nilai hasil belajar siswa, dan lembar
observasi.
E. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan pada dua siklus yang meliputi, perencanaan , pelaksnaan,
observasi dan refleksi.
Siklus
I
1.
Perencanaan
Pada
tahap ini kegiatan yang yang dilakukan adalah merencanakan tindakan penyusunan
skenario dengan menggunakan media konkret pada materi pokok susunan dan fungsi
bagia-bagian tumbuhan .
Menyiapkan
rencana pembelajaran
a.
Merancang
membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa yaitu terdiri dari siswa yang pintar, sedang dan
kurang
b. Menyediakan alat peraga yang dibutuhkan selama proses
belajar mengajar
c.
Menyiapkan
lembar observasi.
1)
Lembar
observasi untuk siswa
2)
Lembar
observasi untuk guru
d.
Menyediakan
angket untuk mengetahui belajar siswa
2.
Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti
melaksanakan tindakan sesuai rencana yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Secara garis besar tindakan yang dilaksanakan pada setiap
siklus sesuai dengan yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
anatara lain sebagai berikut:
a.
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran IPA
b.
Menyajikan materi tentang Sususnan dan
fungsi bagian-bagian tumbuhan
c.
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-
kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang per kelompok
d.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
dikerjakan secara berkelompok
e.
Guru membimbing kelompok bekerja dan
belajar
f.
Mengevaluasi hasil kerja yang dikerjakan
oleh setiap kelompok
g.
Memberikan penghargaan bagi kelompok
yang memiliki nilai tertinggi dan kelompok yang nilainya terendah diberikan
hukuman
h.
Menyimpulkan hasil kelompok yang sedang
berlangsung, mampu menerima pendapat didalam kelompok.
3.
Observasi
Observasi yang dilakukan meliputi
pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama
pembelajaran menggunakan media konkret. Aspek yang diamati adalah sebagai berikut. 1) Guru,
Kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan media
konkret dengan pendekatan kontekstual ini meliputi menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan/menyampaikan informasi,
mengorganisasikan siswa dalam kelompok- kelompok belajar, membimbing kelompok
bekerja dan belajar, evaluasi, memberikan penghargaan. 2) Siswa, pengamatan
terhadap siswa meliputi perhatian siswa saat menjelaskan, bertanya tentang
materi yang dipelajari, mendiskusikan diri dalam kelompok, antusias dalam
menyelesaikan tugas, menyatukan pendapat dalam diskusi, kerja sama, memberi
masukan saat presentasi, memberi respon positif atas jawaban temannya, serta
mengerjakan evaluasi secara jujur.
4.
Refleksi
Pada
tahap ini peneliti merefleksi dan mengevaluasi semua kegiatan yang telah
dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, tindakan hingga observasi,
evaluasi dilakukan setelah satu siklus, kriteria evaluasi ditentukan 70% dari
siswa yang aktif sehingga termotivasi
dalam belajar dikelas melalui penggunaan
media konkret.
Kriteria
evaluasi tentang berhasil atau tidaknya tindakan setelah melihat beberapa indikator
yang dimiliki siswa, antara lain: Menyukai tugas- tugas menentang, Selalu
menyelesaikan tugas dengan cepat, Memiliki semangat yang tinggi, Tidak cepat
putus asa, tidak bosan, Tidak menyelesaikan tugas setengah-tengah, Puas
terhadap nilai sebagai usaha sendiri, Bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan, Suka berinteraksi dengan orang- orang, Selalu mempertahankan
pendapat yang dianggap benar, Ciri-ciri prilaku belajar:(Kreatif, Lebih gigih,
Energik, Suka bertindak, Produktif, Penuh inisiatif, Lebih semangat).
Siklus 2
Pada rancangan siklus 2 ini tindakan
diambil dari hasil yang telah dicapai pada siklus 1 sebagai usaha perbaikan.
Langkah-langkah yang dilaksanakan peneliti dalam siklus kedua hampir sama
dengan siklus pertama.
1. Perencanaan
Ulang
1.
Mengidenifikasi
masalah dan rumusan masalah berdasarkan pada permasalahan yang muncul dari
siklus I.
2.
Guru
menyusun dan menyiapkan rencana pembelajaran tentang susunan dan
fungsi bagian-bagian tumbuhan.
3.
Merancang
skenario pembelajaran dengan menggunakan media konkret.
4.
Merancang
tes siklus 2 dan kunci jawaban.
5.
Membuat
lembar observasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dengan
mengimplementasikan dan perencanaan yang dipersiapkan yaitu pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA.
Pada tahap ini guru melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan skenario yang telah dibuat.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan media
konkret.
4. Refleksi
Mengadakan refleksi dan
evaluasi dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan tahap observasi serta
pencapaian indikator keberhasilan. Hasil pengamatan pada pengamatan siklus 2
dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti dan observer. Hal
tersebut ditandai dengan perubahan sebagai berikut :
a. Pada saat pembelajaran siswa lebih aktif
b. Siswa tertarik mengikuti pembelajaran
c. Pembelajaran lebih bermakna
d. Siswa yang kurang jelas pada siklus kedua, pada siklus
ketiga lebih jelas dan paham.
e. Siswa antusias dalam proses pembelajaran.
F. Alat
pengumpulan data
Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah “observasi
dan angket”.
a.
Observasi
Observasi yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap seluruh
kegiatan pengajaran dan perubahan yang terjadi pada saat dilakukan pemberian
tindakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan
rencana yang telah disusun untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan
dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan perubahan yang dikehendaki.
Selain itu kegiatan observasi juga ditujukan untuk melihat hasil belajar siswa
selama pembelajaran dengan
menggunakan media konkret diterapkan.
Observasi ini dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada siklus I pertemuan 1 dan 2,
dan pada siklus II pada pertemuan 1 dan 2. Lembar observasi terdiri dari:
1)
Lembar
observasi kegiatan guru
2)
Lembar
observasi motivasi belajar siswa
b.
Angket
Angket berisi pernyataan- pernyataan yang membutuhkan jawaban
siswa. Adapun bentuk angket yang
digunakan adalah sebagai berikut: Sangat baik (4), Baik (3), Kurang baik (2),
Sangat tidak baik (1). Angket dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada awal sebelum
tindakan dilakukan dan pada akhir siklus II.
G. Teknik
Analisis Data
Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa. Bentuk pengukuran yang dilakukan sebagai berikut:
1. Adapun
cara menganalisis data untuk mengetahui peningkatanhasil belajar secara
individu adalah dilakukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Hasil belajar = skor yang
diperoleh siswa x 100
Skor maksimal
Kriteria
:
-
Skor 80- 100 hasil belajar siswa tinggi
-
Skor 60 – 79 hasil belajar siswa sedang
-
Skor 0 – 59 hasil belajar siswa rendah
2. untuk
mengukur persentase hasil belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai
berikut:
P
=
x 100 %

Keterangan:
P = Angka hasil klasikal
f = Jumlah siswa yang mengalami perubahan
n = Jumlah seluruh siswa
Sumber: Dewi (2010:
335)
Kriteria :
-
Skor 80 %- 100% motivasi belajar siswa tinggi
-
Skor 60% – 79% motivasi belajar siswa sedang
-
Skor 0% – 59% motivasi belajar siswa rendah
3.
Untuk
menentukan hasil angket motivasi digunakan dengan rumus:
Perubahan = Jumlah skor
yang diperoleh siswa x 100 (aqib,
2008:54)
Jumlah siswa maksimal
Izin share ya pak
BalasHapusIzin share ya pak
BalasHapus