PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
(PENELITIAN DESKRIPTIF KUALITATIF DI SD NEGERI 71
KOTA BENGKULU)
Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa :
Robertus T. Gagu
NPM : A1G012150
Dosen
Prof. Dr. Rambat N.S,
M.Pd
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas segala anugerah yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD Negeri 71
Kota Bengkulu.
“PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di SD Negeri
71 Kota Bengkulu). Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan pemanfaatan
media pembelajaran di SD. Sebagaimana dituntut bahwa guru harus memiliki sumber
daya untuk mengolah dan menggunakan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran sehingga proses belajar dapat efektif dan efisien sehingga mutu
proses dan output pendidikan itu dapat meningkat.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan meluangkan waktu demi kelancaram
kegiatan penelitian ini, antara lain :
1.
Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko,S.Pd
selaku dosen pembimbing
2. Ibu Umi Salama,S.Pd, selaku Kepala SD Negeri 71 Kota
Bengkulu
3.
Keluarga Besar SD Negeri 71 Kota
Bengkulu
4.
Teman-teman PPGT angkatan tahun 2012
yang selalu setia membantu saya dalam pelaksanaan sampai pada penyusunan
laporan penelitian ini.
Penulis
menyadari bahwa laporan hasil penelitian
ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kirtik dan saran yang membangun. Akhir kata saya berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemajuan
suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya, dan majunya pendidikan ditentukan
oleh manusianya. Oleh karena itu, pendidikan butuh pembelajaran yang efektif
dan efesien. Pembelajaran di Indonesia sudah bukan berpusat pada guru, tetapi siswa
diminta untuk menemukan sendiri materi pemblejaran, sedangkan guru hanya
memberikan garis besarnya. Di sini guru harus pintar dan kreatif dalam
menemukan media pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini saya memfokuskan bagaimana “Pemanfaatan Media Pembelajaran
di SD Negeri 71 kota Bengkulu”.
Menurut
Gerlach dan Ely (1971:7) media
pembelajaran adalah segala seuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan
pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar
yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien
dan efektif.
Sebagaimana yang kita tahu, secara garis besar
jenis-jenis media pembelajaran ada 4 jenis yaitu; I) Media Audio, II) Media
Visual, III) Media Audio-visual dan IV) Media Multimedia.
Pemanfaatan
Media Pembelajaran tentunya mengembangkan pola pikir guru dan siswa. Guru
kreatif dalam pemanfaatannya, dan tentunya guru tidak perlu terlalu banyak
menghabiskan waktu untuk menjelas. Dan siswa, lebih cepat mengerti tentang
materi yang diajar.
Media
pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media seharusnya merupakan
bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari
bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian
tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media
pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan,diantaranya:
terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik,
kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang
sebagian dikeluhkan, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika
setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media
pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Rumusan Umum
Secara
umum penelitian ini, merumuskan bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran di
Sekolah Dasar Negeri 71 kota Bengkulu.
2.
Rumusan Khusus
Secara
khusus penelitian ini merumuskan :
a) Bagaimanakah
Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio ?
b) Bagaimanakah
pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual ?
c) Bagaimanakah
pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual ?
d) Bagaimanakah
pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia ?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Secara
umum, penelitian ini untuk mendeskripsikan pemanfaatan media pembelajaran di
Sekolah Dasar Negeri 71 Kota Bengkulu
2.
Tujuan khusus
Seacara
khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
a) Pemanfaatan
media pembelajaran jenis media audio
b) Pemanfaatan
media pembelajaran jenis media visual
c) Pemanfaatan
media pembelajaran jenis media audio-visual
d) Pemanfaatan
media pembelajaran jenis media multimedia
D.
Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
Guru
Penelitian ini mengkaji
dan mendeskripsi cara kerja guru dalam memanfaatkan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran. Manfaat penelitian ini untuk guru adalah agar guru mampu
memanfaatkan media pembelajaran sesuai dengan fungsi media tersebut, agar
terciptanya pembelajaran yang efektif da efisien. Dengan penelitian ini juga
besar harapan saya agar guru tidak banyak membuang waktu yang lama untuk
berceramah.
2. Untuk
Siswa
Manfaat bagi siswa
penelitian ini agar siswa mampu memahami tiap materi yang diajar dan lebih
memahami lagi ketika dijelaskan dengan bantuan media pembelajaran. Selai itu
manfaat lain agar siswa termotivasi dengan media yang ada.
3. Untuk
Mahasiswa atau peneliti
Sebagai calon guru, peneliti bisa
mengklasifikasi dan membedakan pemanfaatan media pembelajara sesuai dengan
jenis media tersebut. Peneliti lebih banyak lagi mengetahui dan menambah
wawasan tentang kehidupan seorang guru ketika dihadapkan dengan
paradigma-paradgima pendidikan yang baru. Agar ketika menjadi seorang guru,
bisa memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Deskprisi
Teoritik
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Gagne (1970) media pembelajaran
adalah berbagai komponen pada lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk
belajar. Selain itu, Briggs (1997) mendefenisikan media sebagai sarana fisik
yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik sehingga mampu
merangsang mereka untuk belajar.
Media pembelajaran mencakup semua sumber
yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga
bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware) seperti komputer, televisi,
projektor dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras
itu.
2. Pemanfaatan
Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran sangat-sangat membantu siswa dalam memperluas cakrawala
sajian materi pembelajaran yang diberikan. Peserta didik akan memperoleh
pengalaman beragam selama proses pembeljaran yang sangat berguna bagi peserta
didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab berbagai macam, baik
dalam pendidikan, di keluarga dan di masyarakat.
Pemanfaatan media pembelajaran,
menyajikan sesuatu yang sulit diadakan di ruangan kelas, dikunjungi atau
dilihat,baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem tatasurya,
terlalu kecil seperti virus.
Seperti yang telah dijelaskan di bagian
latar belakang, bahwa secara garis besar media pembelajaran terdiri dari 4
jenis yaitu :
a)
Media Audio
Media
auido merupakan media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya
melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang kaan
didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Oleh karena
itu, media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata (Munadi,2008).
Pemanfaatan
media pembelajaran jenis media audio di SDN 71 Kota bengkulu tergambar ketika
guru menjelaskan materi tentang makhluk hidup.Secara detailnya, siswa mampu
membedakan bunyi suara masing-masing hewan. Guru mempengaruhi nalar siswa untuk
membedakan suara hewan dengan memutar cd dan diperdengarkan suara hewan kepada
siswa.
Kita
dapat melihat, siswa merasa senang dan pembelajaran menari, dan tentu tidak
lari jauh dengan tujuan utamanya untuk membantu pemahaman siswa tentang materi
itu.
Selain
itu dalam pelajaran Bahasa Inggris di kelas VI, siswa diperdengarkan cara
pelafalan tentang abjad dalam bahasa Inggris.
Dengan
itu, pemanfaatan media jenis audio sangat-sangat efektif dan efisien dalam
proses pembelajaran.
b)
Media jenis visual
Media
visual merupakan jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera pengelihatan
semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini pengalaman belajar yang
dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan pengelihatannya.
Pemanfaatan
media visual di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, sudah efektif dilakukan oleh guru.
Guru yang sikap profesionalisme dan kompetensi dalam pembelajaran, sebab
gurulah yang menjadi kunci yang amat menentukan proses, arah dan aktifitas
pembelajaran itu.
Pemanfaatan
media visual di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, dapat dilihat di pembelajaran IPA
ketika guru menghadirkan gambar metamorfosis kupu-kupu. Dengan pertimbangan
ketika guru menghadirkan kupu-kupu nyata, sangat membutuhkan waktu yang lama
untuk menunggu metamorfosis kupu-kupu yang sesungguhnya. Oleh karena itu,
dengan gambar ini, siswa dituntut untuk dapat memahami gambar itu.
c)
Media Audio-visual
Media
audio-visual merupakan jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dengan melibatkan pendengaran dan pengelihatan sekaligus dalam satu proses atau
kegiatan.
Di
SD Negeri 71 Kota Bengkulu, guru dapat dengan efektif dan efisien memanfaatkan
media ini. Guru menampilkan video (suara dan gambar gerak). Pemanfaatan media
ini, sebagian besar sangat konkret ketika ditampilkan.
d)
Media Multimedia
Media
multimedia adalah medai yang melibatkan beberapa jenis media dan perlatan
secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
multimedia melibatkan indera pengelihatan dan pendengaran melalui media teks,
visual diam, visual gerak dan audio serta media interkatif berbasis komputer dan
tekhnologi komunikasi dan informasi (Meyer 2009)
Pemanfaatan
media ini sudah sering dilaksanakan di SD Negeri 71 Kota Bengkulu dengan
menampilkan materi yang diajarkan melalui projector atau infocus yang pastinya
melalui program perangkat lunak komputer yaitu ms. Power Point. Sehingga, guru
tidak terlalu banyak mencatat materi di papan tulis,dan dapat menghilangkan
kebiasaan siswa yang terlalu banyak menulis panjang lebar di buku catatan
mereka.
B. Hasil
Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang pemanfaatan media dalam proses pembelajaran telah
banyak dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh Kuswinarti yang berjudul
PEMANFAATAN MEDIA PEMEBLEJARA DI SEKOLAH DASAR pada tahun 2009. Hasil
penelitian yang ditulis oleh Kuswinarti membahas tentang bagaimana penggunaan
media itu dapat dimanfaatkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Selain itu ia juga menitikberatkan penelitiannya pada penggunaan media
film khususnya pada pokok bahasan Konflik Sosial.
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Maulida yang berjudul PERANAN
PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP AKTIVITAS
BELAJAR SISWA KELAS X (Maulida,2007). Penelitian tersebut menitikberatkan pada
pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran Sosiologi di kelas. Pembelajaran
berbasis multimedia merupakan rangkaian dari beberapa jenis media yang menjadi
satu paket setting media yang digunakan dalam pembelajaran. Berarti dalam
pembelajaran dapat digunakan berbagai media sesuai dengan sarana prasarana yang
memadai di sekolah tersebut.
Dalalam penelitian tersebut peniliti mencoba untuk menghubungkan
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa.. Dalam penelitian ini mencoba
untuk mengungkapkan berbagai macam media yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran yang tepat disekolah. Penggunaan media ini khususnya adalah media
yang digunakan di SMA N 1 Bobotsari.
Sejauh mana kesamaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti yang lain bahwa, pemanfaatan media pembelajaran memiliki
manfaat yang besar terhadap perkembangan siswa dan terhadap kreatifitas guru.
Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang langsung kepada
siswa, dengan demikian siswa akan merasakan dan melihat secara langsung
keterkaitan antara teori dan praktik atau memahami aplikasi ilmunya di lapangan
(Midun,2009).
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Pendekatan
Penelitian
Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus, penelitian ini berupaya
untuk menjelaskan dan mencoba mendeskripsi dan mempelajarai pemanfaatan media
pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. (Yin,2003) mendefenisikan studi
kasus merupakan seuatu penelitian yang empiris yang menyelidiki fenomena dalam
konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dengan konteks
tidak tampak dengan tegas, dan multisumber digunakan. Selain itu, Cresswel
menjelaskan studi kasus terjadi ketika peneliti melakukan eksplorasi terhadap
entitas atau fenomena tunggal (the case)
yang dibatasi oleh waktu, aktivitas dan pengumpulan detail informasi dengan
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama waktu tersebut (Cresswel,
1994:11).
Metode
ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.Jika
dibandingkan dengan studi empiris, studi kasus memiliki perbedaan tersendiri.
Jika studi empiris hanya melihat fenomena yang benar-benar terjadi. Studi kasus
lebih menginvestigasi fenomena terkini yang sedang terjadi namun tidak jelas
batasan antara fenomena dan konteksnya (Yin, 2003 : 13). Sehingga
terlihat bahwa studi kasus melihat dan menyelediki fenomena empiris lebih dalam
lagi untuk memahami konteks dan fenomenanya. Dengan begitu kita dapat
mengetahui seberapa kuat relasi kasus dengan fenomena yang sedang diteliti.
Studi
kasus merupakan metodologi penelitian dengan menggunakan satu kasus atau lebih
untuk membuktikan teori yang terjadi pada kehidupan nyata. Studi kasus mampu
mempelajari dan membedakan antara fenomena dan konteks sehingga memperdalam
pengetahuan. Maka dari itu studi kasus sangat dibutuhkan terutama dalam
penelitian ini, karena mampu menjelaskan
penggunaan teori secara faktual. Dalam penelitian ini, peneliti beranggapan
bahwa studi kasus mampu menciptakan pemahaman mendalam terhadap objek atau
fenomena yang diteliti. Namun penggunaannya membutuhkan perhatian khusus
sehingga tidak membuat penelitian semakin rancu dan membuat peneliti mampu
memperdalam penjelasan terhadap fenomena yang diteliti yang dalamhal ini
bagaiman melihat pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu.
Peneliti
menggunakan metode ini karena peneliti ingin mempelajari pemanfaatan media
pembelajaran di SDN 71 Kota Bengkulu, dengan alasan banyak guru yang kurang
mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Di sisi
lain, peneliti melihat banyak siswa yang menganggap media – media ini hanyalah
sebuah permainan, maka sebagian besar siswa tidak memahami bagaimana dampak
bagi perkembangan pemahaman siswa jika guru menjelaskan materi dengan media
pembelajaran.
B. Subjek
Penelitian
Subjek
dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Sesuai
dengan penjelasan awal, bahwa guru harus memiliki kreatifitas untuk
menyampaikan materi pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran yang
relevan. Alasan subjek peneltian yang pertama adalah guru karena, yang mengatur
segala macam proses pembelajaran adalah seorang guru, di sini guru bisa disebut
sebagai pelaku utama (the main actor)
dalam proses pembelajaran. Guru yang pertama dan utama dalam memanfaatkan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran. Peran guru di sini sangatlah penting,
bagaimana cara seorang guru menjelaskan materi ajar dengan bantuan media
pembelajaran sehingga mampu memanfaatkan media itu dengan efektif dan efesien
yang dapat membuat siswa memahami materi yang diajarkan.
Alasan
memilih siswa sebagai subjek penelitian yang kedua di sini adalah, karena siswa
merupakan sasaran dan penentu keberhasilan apa yang sudah dikerjakan seorang
guru. Apakah dengan media yang telah diberikan siswa mampu memahami materi yang
diajarkan. Diakhir pelajaran diadakan evaluasi atau tes, yang bertujuan untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalam mencermati dan memahami penjelasan dan
penguasaan materi, selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menilai
keberhasilan seorang guru dalam menjelaskan materi ajar dengan pemanfaatan
mediapembelajaran.
Selain
kedua subjek pokok di atas, penelti juga melihat data-data skunder atau
pendukung yaitu media pembelajaran yang ada di SD Negeri 71 Kota Bengkulu.
Apakah media-media pembelajaran yang ada sudah mendukung akan keberhasilan
pendidikan sekolah.
C. Teknik
Pengumpulan Data
1. Metode
Interview (Wawancara)
Peneliti
memilih metode wawancara dalam penelitian ini untuk mengetahui sebagaimana
pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Sesuai dengan
subjek penelitian bahwa wawancara dilakukan kepada 2 subjek yaitu guru dan
siswa. Untuk memperoleh data yang real, peneliti melakukan wawancara dengan
spontan atau tidak terpimpin namun masih memperhatikan fokus penelitian yang diteliti.
Peneliti melontarkan beberapa pertanyaan kepada guru dan siswa, tentang
bagaimana pemanfaatan media pembelajaran? Apakah media yang ada mendukung? Dan
pertanyaan-pertanyaan yang lain.
Metode
ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali informasi tentang topik
penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin tidak
terpikirkan oleh peneliti itu sendiri. Karena sesuai dengan jenis wawancara
bahwa metode wawancara dibagi menjadi 2 jenis dilihat dari pertanyaannya yaitu,
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Oleh karena itu, dalam
hal ini peneliti mengambil metode wawancara yang terstruktur dimana peneliti
telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden
sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. (Hariwijaya 2007:
65).
2. Metode
Observasi
Metode
yang kedua adalah metode observasi atau pengamatan secara langsung kepada objek
penelitian. Peneliti menggunakan metode ini untuk merekam secara langsung
terkait pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Sesuai
dengan rencana penelitian ini yang secara sistematik dilaksanakan maka, sangat
tepat peneliti menggunakan metode ini.
Setidaknya,
berdasarkan keterlibatan peneliti dalam interaksi dengan objek penelitiannya,
terdapat dua jenis observasi (Hariwijaya 2007: 74). Yaitu, observasi partisipan dan observasi
nonpartisipan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi
partisipan yaitu peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat langsung
dalam interaksi dengan objek penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti ikut
berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Sesuai dengan jenis
metode yang dipilih, di sini peneliti ikut berpartisipasi dalam mengamati
proses pembelajaran Matematika kelas VI di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Di sini
saya bisa melihat bagaimana seorang guru dengan efektif memanfaatkan media
pembelajaran.
3. Metode
Dokumentasi
Metode
dokumentasi merupakan metode penelitian terakhir yang saya gunakan. Dengan
metode ini, saya bisa mengkaji media-media pembelajaran yang mendukung dalam
proses pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Melalui metode ini saya
memperoleh sesuatu yang akurat berupa, dokumen, buku-buku pelajaran, surat
kabar, dan dokumen-dokumen yang lainnya. Dengan digunakannya metode ini, saya
memperoleh gambar hasil potret bagaimana pemanfaatan media pembelajaran di SD
Negeri 71 Kota Bengkulu. Media ini membantu saya memperoleh data yang akurat,
tentang bagaimana pemanfaatan media audio, visual, auidio-visual dan multimedia
dalam proses pembelajaran.
Manfaat
metode ini, saya bisa memperoleh hasil dokumentasi dengan data yang memperkuat
apa yang telah diwawancara dan diamati. Jadi di sini, tak ada dugaan
mengada-ada data ketika disertai dengan wujud nyata penelitian saya.
D. Pengembangan
Alat Pengumpulan Data
1. Menyusun
Kisi- Kisi
No
|
Rumusan
Masalah
|
Variabel
|
Indikator
|
Rumusan
Pertanyaan
|
1.
|
Bagaimanakah
Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio?
|
Bentuk pemanfaatan
media pembelajaran jenis audio?
|
1. Pemanfaatan
oleh guru
2. Pemahaman
siswa
|
1.Bagaimana
pemanfaatan
media audio oleh guru?
2.Bagaimana
pemahaman
siswa melalui media
pembelajaran jenis media
audio?
|
2.
|
Bagaimanakah
pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual?
|
Bentuk pemanfaatan
media pembelajaran jenis visual?
|
1. Pemanfaatan
oleh guru
2. Pemahaman
siswa
|
1.Bagaimana
pemanfaatan
media visual oleh guru?
2.Bagaimana pemahaman
siswa melalui media
pembelajaran jenis media
visual?
|
3.
|
Bagaimanakah
pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual?
|
Bentuk pemanfaatan
media pembelajaran jenis audio-visual?
|
1. Pemanfaatan
oleh guru
2. Pemahaman
siswa
|
1.Bagaimana
pemanfaatan
media audio-visual oleh guru?
2.Bagaimana pemahaman
siswa melalui media
pembelajaran jenis media
audio-visual?
|
4.
|
Bagaimanakah
pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia?
|
Bentuk pemanfaatan
media pembelajaran jenis multimedia?
|
1.
Pemanfaatan oleh guru
2.
Pemahaman siswa
|
1.Bagaimana
pemanfaatan
media multimedia oleh guru?
2.Bagaimana pemahaman
siswa melalui media
pembelajaran jenis media
multimedia?
|
2. Merumuskan
pertanyaan penelitian
Pertanyaan-pertanyaan
adalah salah satu cara untuk mendapatkan data dari narasumber. Pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan kepada narasumber seputar :
a) Bagaimana
pemanfaatan media audio oleh guru?
b) Bagaimana
pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio?
c) Bagaimana
pemanfaatan media visual oleh guru?
d) Bagaimana
pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media visual?
e) Bagaimana
pemanfaatan media audio-visual oleh guru?
f) Bagaimana
pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio-visual?
g) Bagaimana
pemanfaatan media multimedia oleh guru?
h) Bagaimana
pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media multimedia?
3. Uji
alat pengumpulan data
a) Melalui
peritimbangan pakar
b) Melalui
Uji Coba
c) Teknik
Analisis Data
E. Teknik
Analisis Data
Marshall dan
Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis data
dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu
dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya :
1.
Mengorganisasikan
Data
Peneliti
mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut
direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan
transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk
tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar
penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.
2.
Pengelompokan
berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban
Pada tahap ini
dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang penuh dan
keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali.
Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah
kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan
pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan
coding, melakukan pemilihan data yang
relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan
singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis
yang telah dibuat.
Pada
penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.
Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal
diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti
dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata
kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan
dinamika yang terjadi pada subjek.
3. Menguji
Asumsi atau Permasalahan yang ada
terhadap Data
Setelah kategori pola data tergambar
dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini.
Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kemabali
berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat
dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai.
Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan
teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan
factor-faktor yang ada.
4. Mencari
Alternatif Penjelasan
bagi Data
Setelah kaitan antara kategori dan pola
data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan
berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis
merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain tetnag kesimpulan yang
telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif
penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat hal-hal yang
menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain
melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna
pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.
5.
Menulis
Hasil Penelitian
Penulisan data
subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu
penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam
penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase data yang didapat
yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan
observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang
diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga
penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat
gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan
interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan
kesimpulan dari hasil penelitian.
F.
Teknik Keabsyahan Data
Studi
kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin (2003) mengajukan
emmpat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian
pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut :
1. Keabsahan
Konstruk (Construct validity)
Keabsahan bentuk batasan berkaitan
dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang
ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data
yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut
Patton (Sulistiany,1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan
untuk mencapai keabsahan, yaitu :
b.
Triangulasi data
Mengguanakan berbagai sumber data
seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan
mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang
berbeda.
c.
Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang
turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing
studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert
judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
d.
Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang
berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.
Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk
dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
e.
Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk
meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan
metode observasi pada saat wawancra dilakukan.
2. Keabsahan
Internal (Internal validity)
Keabsahan internal merupakan konsep yang
mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan
yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan
interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan
selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut.
Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan
munculnya kesimpulan lain yang berbeda.
3. Keabsahan
Eksternal (Eksternal validity)
Keabsahan
ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan
pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki sifat tidak ada
kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan
ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang
sama.
4.
Keajegan
(Reabilitas)
Keajegan
merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan
mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi.
Dalam penelitian ini, keajegan mengacu
pada kemungkinan peneliti selanjutnya memeperoleh hasil yang sama apabila
penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menujukan
bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain
penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.
DAFTAR
PUSTAKA
Asyhar,
2011. Kreatif Mengembangkan Media
Pembelajaran.Jakarta: Gaung Persada Press
Faisal,
Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar dan Aplikasi.
Malang. YA3
Rohidi,
1992. Analisis Data Kualitatif. UI. Press, Jakarta
Miles,
Matthew B dan huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta. Universitas Indonesia Press
MUNGKIN ANDA JUGA BISA MELIHAT
membantu sekali, terimakasih :)
BalasHapusterimakasih..
BalasHapus